Masih ingat zaman kecil dulu, dan kita sering/senang menyanyikan berbagai lagu utk anak?
Nah, berbagai lagu anak-anak yg telanjur populer ternyata mengandung kesalahan,
mari kita buktikan :
Balonku ada 5, rupa-rupa warnanya; Merah, Kuning, Kelabu.. Merah Muda dan Biru.
Meletus balon Hijau, DORR!!!.. hatiku sangat kacau. Balonku tinggal 4(empat),
kupegang erat-erat.
Nah! dari lagu masa kecil aja kita udah dididik ga bener menghitung. gimana
gedenya?!! itung sendiri deh ada berapa balon tuh! dari mana datangnya balon
Hijau..:) jangan-jangan.... ????????????:p
*****
Versi lain balonku: Balonku ada lima, rupa-rupa warnanya, Hijau, Kuning, Kelabu,
Merah Muda dan Biru, Meletus balon Hijau (DORR!!!..) Hatiku sangat kacau,
Balonku tinggal empat, Kupegang erat-erat
Nampaknya sang pencipta lagu sedang menciptakan lagu yang bersanjak. Makanya
yang dipilih adalah "hijau", supaya cocok dengan "kacau" (sama-sama berbunyi
"au" di akhir kata).
Tapi lagu ini memang bermasalah... Masak kehilangan balon satu aja bikin hati
kacau. Cengeng dan pesimistis amat... Padahal masih punya empat lagi.
*****
"Bintang kecil, Di langit yang biru, Amat banyak, Menghias angkasa, aku ingin
terbang dan menari, jauh tinggi ketempat Kau berada"
Masak ada bintang pada saat langit berwarna biru? Bukankah bintang hanya muncul
pada malam hari, dimana langit saat itu hitam kelam? Dan tuh anak disuruh
bermimpi terbang ke angkasa, naik apa? iya kalau gedenya jadi astronot..kalau
nggak..?
*****
"Aku seorang kapiten... mempunyai pedang panjang... kalo berjalan
prok..prok..prok... aku seorang kapiten!"
Perhatikan di bait pertama dia cerita tentang pedangnya, tapi di bait kedua dia
cerita tentang sepatunya (= inkonsistensi). Harusnya dia tetap konsisten, misal
jika ingin cerita tentang sepatunya seharusnya dia bernyanyi :
"mempunyai sepatu baja (bukan pedang panjang)... kalo berjalan
prok..prok..prok.." nah, itu baru klop!
jika ingin cerita tentang pedangnya, harusnya dia bernyanyi : "mempunyai pedang
p! anjang... kalo berjalan ndul..gondal..gandul.. atau srek.. srek.. srek.."
itu baru sesuai dg kondisi pedang panjangnya!
*****
"Bangun tidur ku terus mandi.. tidak lupa menggosok gigi.. habis mandi ku tolong
ibu.. membersihkan tempat tidurku.."
Perhatikan setelah habis mandi langsung membersihkan tempat tidur. Lagu ini
membuat anak-anak tidak bisa terprogram secara baik dalam menyelesaikan
tugasnya dan selalu terburu-buru. Sehabis mandi seharusnya si anak pakai baju
dulu dan tidak langsung membersihkan tempat tidur dalam kondisi basah dan
telanjang!
*****
"Naik-naik ke puncak gunung.. tinggi.. tinggi sekali.. kiri kanan kulihat saja..
banyak pohon cemara.. 2X"
Lagu ini dapat membuat anak kecil kehilangan konsentrasi, semangat dan motivasi!
Pada awal lagu terkesan semangat akan mendaki gunung yang tinggi tetapi
kemudian ternyata setelah melihat jalanan yg tajam mendaki lalu jadi bingung
dan gak tau mau ngapain, bisanya cuma noleh ke kiri ke kanan aja, gak maju2!
*****
"Naik kereta api tut..tut..tut.. siapa hendak turut ke Bandung.. Surabaya..
bolehlah naik dengan naik percuma.. ayo kawanku lekas naik.. keretaku tak
berhenti lama"
Nah, yg begini ini yg parah! mengajarkan anak-anak kalo sudah dewasa maunya
gratis melulu. Pantesan PJKA rugi terus! Jangakan kereta Jabotabek yg emang
jelas2 bisa naik gratisan.. gimana jalur Jakarta-Bandung dan Jakarta-Surabaya?
*****
"Di pucuk pohon cempaka.. burung kutilang berbunyi.. bersiul2 sepanjang hari dg
tak jemu2.. mengangguk2 sambil bernyanyi tri li li..li..li..li..li.."
Ini juga menyesatkan dan tidak mengajarkan kepada anak2 akan realita yg
sebenarnya. Burung kutilang itu kalo nyanyi bunyinya cuit..cuit..cuit..! kalo
tri li li li li itu bunyi kalo yang nyanyi orang, bukan burung! Emang
burungnya siapa (atau apa) yang bunyinya tri li li li li .....
*****
Nah, gimana? gak penting dibahaskan ...tp udah fresh lagi dong dgn lagu masa
kecil kita.. Nah, sekarang kembali bekerja yah. Hueee...heee...heee... ;p
0 komentar:
Post a Comment