Rukun iman
Iman memiliki 6 rukun yaitu:
1.Iman Kepada Allah
2.Iman Kepada Malaikat-malaikat allah
3.Iman Kepada Kitab-kitab Allah
4.Iman Kepada rasul-rasul Allah
5.Iman Kepada Hari akhir
6.Iman Kepada Qodar/takdir
Hal ini sesuai dengan yang disebutkan dalam hadits, ketika malaikat jibril bertanya kepada nabi Muhammad SAW tentang iman, lalu beliau menjawab:
"...Anntu'mina billahi wamalaa-ikatihi wakutubihi warusulihi wal-yaumil aakhiri watukmina bilkodari qoirihi wasarrihi..." (hadits riwayat muslim fii-kitaabil imaan)
Artinya:"(Iman adalah) engkau percaya kepada Allah, para malaikatNYA, kitab-kitabNYA, para rasulNYA, hari akhir, dan percaya kepada taqdirNYA, yang baik dan yang buruk"
!!.PEMBAHASAN
!!.1. IMAN KEPADA Allah
Iman kepada Allah memerlukan ilmu terlebih dahulu, tentang siapa sebenarnya Allah itu.
Allah adalah sebutan atau nama tuhan yang tiada tuhan selain Allah, wujud tertinggi, terAgung,
Dzat yang maha suci, yang maha mulia, dariNYA, kehidupan berasal dan kepadaNYA kehidupan kembali. Allah adalah tuntutan setiap jiwa, setiap golongan, setiap bangsa. Manusia merasakan dan menyadari keberadaaNYA dan kehadiraNYA sejak masa yang paling awal.
Dzat Allah lebih besar daripada yang dikuasai oleh akal manusia, dari apa yang terjangkau oleh pikiran pikiran manusia atau yang mungkin diduga oleh akal pikiran manusia. Akal itu sangat terbatas, tetapi Allah Azza Wa jalla menguasai segala batas yang membatasi akal pikiran manusia. Karena itu pikiran manusia tidak akn pernah mampu mengetahui Dzat Allah SWT.
Sikap tersebut bukan berarti pengekangan terhadap kebebasan berfikir atau dukungan bagi kebekuan wawasan, melainkan sikap menyadari keterbasan diri (akal pikiran) manusia agar tidak terperosok dan tersesat oleh pemaksaan diluar batas kemampuanya. Akal pikiran dilindungi dari usaha mencoba-coba sesuatu yang tidak memilii kelengkapan saranya. Sikap seperti itu sama sekali tidak mengurangi kejelasan wujudNYA, WujudNYA nyata bagi setiap jiwa, tercermin dengan jelas pada kajaiban dan keindahan segenap ciptaaNYA, serta keagungan tanda-tandaNYA.
Sepanjang sejarah, para pemikir, para sarjana dari berbagai bidang ilmu, dengan argumentasi argumentasi sesuai keahlian, dan bidang ilmu masing -masing, menegaskan dan membuktikan adanya Wajibul-wujud (Alloh). Sejarah membuktikan pula, para Nabi dan Rasul mengajarkan bukan hanya masalah kebenaran wujudNYA, tetapi juga mengajarkan bagaimana yang semestinya dilakukan oleh manusia yang telah mengakui adanya Wajibul-wujud tersebut.
Bagi seorang mukmin, Iman kepada Allah itu mengandung 4 hal yaitu;
a.Iman kepada wujud Allah
b.Iman kepada Allah sebagai Rabb
c.Iman kepada Allah sebagai satu-satunya Dzat yang berhak disembah.
d.Iman kepada Allah yang memiliki nama dan sifat.
A.Iman kepada wujud Allah
Diatas telah diuraikan secara umum tentang Allah sebagai wajibul-wujud (yang pasti adanya). Maka khususnya bagi seorang mukmin ada beberapa hal yang menjadi petunjuk adanya Allah antara lain:
1.Petunjuk sifat asli pembawaan manusia
2.Petunjuk agama
3.Petunjuk akal
4.petunjuk perasaan
1.Petunjuk sifat asli pembawaan manusia
Menurut sifat pembawaan aslinya, setiap orang itu tanpa berfikir panjang mauppun tanpa belajar terlebih dahulu, keadaanya itu sudah beriman (Iman kepada Allah sebagai penciptanya). Keimanan ini tidak akan berubah sesuai dengan sifat pembawaan aslinya kecuali apabila hatinya dipengaruhi oleh sesuatu yang baru sehingga hilang keimanan aslinya. Hal ini berdasarkan sabda Rasulullah SAW:
"Maa min mauluudin illa yuuladu 'alalfit'roti fa-abawaahu yuhawwidaanihi au yunasshiroonihi au yumajjisaanihi...Alhadits"(Hadits riwayat bokhori fii-kitaabil janaaiz)
Artinya:
Tiap tiap bayi itu dilahirkan atas fitroh, maka kedua orang tuanya yang menjadikanya yahudi atau nasrani atau majusi.
2.Petunjuk agama
Adapun petunjuk agama atas adanya allah itu karena kitab kitab samawi seperti kitab zabur, kitab taurot, injil dan kitab al-qur'an, semuanya telah membicarakan tentang adanya allah.
Hukum-hukum agama yang mengatur kemaslahatan hidup, Menunjukkan hukum tersebut pasti berasal dari Tuhan Yang Maha Bijak, Yang Maha Mangetahui kemaslahatan hamba-hambanya. Dan kitab-kitab samawi yang mengabarkan tentang alam semesta yang bisa dibuktikan dengan adanya hasil hasil penelitian, eksperimen manusia sehingga mereka mengetahui, betapa alam semesta yang begitu luas terikat kuat dengan hukum hukum kauniyah (alam) yang mewujudkan keteraturan, keserasian, keterpaduan, semuanya itu menunjukkan adanya TuhanYang Maha Kuasa, sebagai penciptanya dan pengaturnya.
3. Petunjuk Akal
Adapun petunjuk akal pikiran terhadap adanya aloh ialah karena semua makhluk dari mulai yang dulu dan yang berturut turut mengikutinya tidak boleh tidak, pasti ada pencipta yang menciptakanya. Tidak mungkin ada dengan sendirinya dan tidak mungkin adanya itu hanya kebetulan.
Sesuatu itu tidak mungkin ada dengan sendirinya, karena segala sesuatu itu tidak menciptakan dirinya sendiri, sebab sebelum sesuatu itu ada, dia dalam keadaan tidak ada. Maka mustahil yang tidak ada itu menjadi pencipta. Dan tidak mungkin adanya makhluk itu hanya kebetulan, segala sesuatu yang terjadi itu pasti ada yang menjadikanya/ Karena segala sesuatu (makhluk) dengan segala keteraturunya itu diciptakan tanpa adanya contoh sebelumnya ia satu dalam kesatuan yang sangat teratur rapi, ia dalam suatu ikatan yang sangat melekat antara beberapa sebab dan penyebab-penyebabnya. Perhatikan dengan ilmu gerak, benda yang ringan mempunyai sifat ringan mengapung ke atas, sedangkan benda yang berat
mempunyai sifat tenggelam ke bawah. Tetapi matahari, bulan dan benda-benda langit lainya ternyata tidak jatuh, sekalipun berat dan tanpa penyangga. Kalau saja makhluk itu adanya secara kebetulan, maka adanya itu tidak dalam keteraturan. Tetapi kenyataanya makhluk yang ada itu ada dalam satu kesatuan yang teratur rapi. Allah SWT. Sungguh maha Benar Allah dalam firmanya yang telah menyebutkan dalil aqli dan argumentasi kuat yang tidak bisa dibantah oleh makhluk.Allah berfirman dalam surat attur ayat 35:
"أَمْ خُلِقُوا مِنْ غَيْرِ شَيْءٍ أَمْ هُمُ الْخَالِقُونَ
Artinya:"Apakah mereka diciptakan tanpa sesuatupun ataukah mereka yang menciptakan (diri mereka sendiri)?"
bersambung lagi.... capek ngetike hehehehe...
0 komentar:
Post a Comment