Pokok-pokok isinya :
1. Keimanan:
Al Quran dan sikap orang-orang musyrik terhadapnya; kejadian-kejadian langit dan bumi dan apa yang ada pada keduanya membuktikan adanya Allah; semua yang terjadi dalam alam semesta tidak lepas dari pengetahuan Allah.
2. Dan lain-lain:
Hikmah diciptakannya gunung-gunung; anggota tubuh tiap-tiap orang menjadi saksi terhadap dirinya pada hari kiamat; azab yang ditimpakan kepada kaum Aad dan Tsamud; permohonan orang-orang kafir agar dikembalikan ke dunia untuk mengerjakan amal-amal saleh; berita gembira dari malaikat kepada orang-orang yang beriman; anjuran menghadapi orang-orang kafir secara baik-baik; ancaman terhadap orang-orang yang mengingkari ke-Esaan Allah; sifat-sifat Al Quranul Karim; manusia dan wataknya.
Penutup
Surat Fushshilat mengutarakan hal-hal yang berhubungan dengan Al Quran dan sikap orang-orang musyrik terhadapnya; kekuasaan Allah di langit dan di bumi; ancaman kepada orang-orang musyrik di dunia dan di akhirat. Kemudian dikemukakan tentang keadaan orang-orang yang selalu beribadat kepada Tuhannya, dan disusuli dengan mengemukakan beberapa tabiat manusia.
HUBUNGAN SURAT FUSHSHILAT DENGAN SURAT ASY SYUURA
Kedua surat ini sama-sama mengutarakan kebenaran Al Quran, menolak kecaman dan celaan orang-orang kafir Mekah terhadapnya; bujukan terhadap Nabi Muhammad s.a.w agar jangan bersedih hati dan berputus asa, karena kecaman dan celaan itu sudah sewajarnya datang dari musuh-musuh agama, dan hal itu telah dialami oleh rasul-rasul sebelumnya.
Surat Fushshilat mengutarakan hal-hal yang berhubungan dengan Al Quran dan sikap orang-orang musyrik terhadapnya; kekuasaan Allah di langit dan di bumi; ancaman kepada orang-orang musyrik di dunia dan di akhirat. Kemudian dikemukakan tentang keadaan orang-orang yang selalu beribadat kepada Tuhannya, dan disusuli dengan mengemukakan beberapa tabiat manusia.
HUBUNGAN SURAT FUSHSHILAT DENGAN SURAT ASY SYUURA
Kedua surat ini sama-sama mengutarakan kebenaran Al Quran, menolak kecaman dan celaan orang-orang kafir Mekah terhadapnya; bujukan terhadap Nabi Muhammad s.a.w agar jangan bersedih hati dan berputus asa, karena kecaman dan celaan itu sudah sewajarnya datang dari musuh-musuh agama, dan hal itu telah dialami oleh rasul-rasul sebelumnya.
0 komentar:
Post a Comment